Hamemayu Hayuning Bawana | untuk semuanya |

merupakan kaidah kencana yang diwariskan oleh Sri Sultan Hamengkubuwana I, yang intinya setiap manusia dalam berolah pikir dan berolah laku haruslah senantiasa bertujuan untuk melestarikan harmoni dan keindahan dunia, selalu memperhitungkan hubungan harmonis antara manusia dengan Sang Pencipta, antara manusia dengan manusia, antara manusia dengan alam semesta serta makhluk lainnya. Manusia haruslah berupaya menggunakan cipta, karsa dan karya guna menciptakan keindahan dunia, semuanya harus mengalami kewilujengan, keselametan.
Keindahan, keindahan bukanlah hanya terlihat dari yang dapat dilihat panca indera, tetapi juga yang tidak kelihatan. Ada unsur yang tidak memperindah dunia, yaitu perang (war), obat-obat terlarang (narkotika, psikotropika), persengketaan, kriminalitas, pengangguran, pelacuran, korupsi, kolusi, nepotisme, perusakan hutan, perusakan daerah persawahan, pemusnahan desa-desa adat dan budaya,kekerasan, terorisme, ketamakan.
Karena keindahan itu tidak hanya kulitnya, maka manusia dalam berolah laku harus berhati-hati, menggunakan hati dalam bicara, berpikir dan bertingkah. Contohnya : jalan raya adalah sarana umum yang dimanfaatkan untuk semua, bus, mobil, becak, andong, sepeda motor, truk, pejalan kaki, taksi, sehingga masing-masing pemakai harus mengingat hak dan kewajiban masing-masing, saling menjaga keselamatan satu sama lain, tidak sakpenake dhewe. Tidak penyeberang jalan, tidak pengendara, semuanya mawas diri, jangan mentang-mentang di luar negeri penyeberang harus diberi kesempatan duluan, tetapi menyeberang juga harus melihat kanan kiri, begitu juga para pengendara, jangan merasa diri jadi penguasa jalanan. Semua berjalan dengan tenggang rasa.
Yang kaya, yang punya kekuasaan, tidak membiarkan yang miskin tidak berpakaian, tidak makan, tidak dapat tidur nyenyak. Yang kaya tidak boleh menghardik yang miskin, yang miskin tidak boleh sombong kepada yang kaya, kadang-kadang dua-duanya sama-sama sombong. Menjadi pemimpin harus membawa kemakmuran kepada rakyatnya, menjadi rakyat harus mempercayai pemimpinnya, jangan mudah dihasut, sehingga maunya demo terus.
Kecantikan, ketampanan, kekayaan, kepintaran, kedudukan, garis keturunan adalah anugerah dari Sang Pencipta, tidak sepantasnya untuk kesombongan. Kecemburuan ada di mana saja, hanyalah ilmu quantum ikhlas yang dapat meredakan semuanya.
Ketika kulihat langit kebiruan disambut oleh warna lautan dan gemuruh ombak di lautan, para nelayan menangkap ikan dan tidak mengambil semua keindahan yang ada di lautan, hamemayu hayuning bawana. Ketika kulihat sawah terbentang kehijauan, dengan padi berlimpah dan aneka tanaman lainnya, para petani mengupayakannya, para pengusaha real estate tidak merusaknya selain mengambilnya beberapa bagian saja, hamemayu hayuning bawana. Ketika para pamong praja menjalankan kewajibannya sesuai ilmu yang dimilikinya, tanpa pamrih, dan selalu menanamkan jiwa ksatria, menjadi fasilitator yang baik, berdedikasi tinggi, hamemayu hayuning bawana. Ketika para penambang pasir mengambil pasir tanpa merobohkan kaki gunung, hamemayu hayuning bawana.